Terbaru Tentang Virus Omicron
Pengetahuan terkini tentang Omicron
Para peneliti di Afrika Selatan dan di seluruh dunia sedang melakukan penelitian untuk lebih memahami banyak aspek Omicron dan akan terus membagikan temuan penelitian ini saat tersedia. Gelombang kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia tinggal menunggu waktu seiring terjadinya penularan atau transmisi lokal. Kementerian Kesehatan memperkirakan puncak kasus varian Omicron terjadi pada Februari mendatang.
Kementerian Kesehatan mengacu pada data rata-rata puncak kasus Omicron di beberapa negara yang terjadi 38 hari sejak kenaikan kasus. Hal ini terjadi di Zambia, Inggris Raya, dan Afrika Selatan. Namun, kemampuan pemerintah dalam mendeteksi kasus infeksi masih rendah. Oleh karena itu, kasus konfirmasi yang ditemukan kemungkinan hanya setengah dari kasus sesungguhnya.
Penularan virus Omicron
Omicron lebih mudah menular (misalnya, lebih mudah menyebar dari orang ke orang) dibandingkan varian lain, termasuk Delta. Jumlah orang yang dites positif telah meningkat di wilayah Afrika Selatan yang terkena varian ini, tetapi studi epidemiologi sedang dilakukan untuk memahami apakah itu karena Omicron atau faktor lainnya.
Keparahan virus Omicron
Infeksi Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan infeksi varian lain, termasuk Delta. Data awal menunjukkan bahwa ada peningkatan tingkat rawat inap di Afrika Selatan, tetapi ini mungkin disebabkan oleh peningkatan jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi, bukan akibat infeksi spesifik dengan Omicron. Saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lainnya. Infeksi awal yang dilaporkan terjadi di antara mahasiswa, individu yang lebih muda yang cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan, tetapi memahami tingkat keparahan varian Omicron akan memakan waktu berhari-hari hingga beberapa minggu. Semua varian COVID-19, termasuk varian Delta yang dominan di seluruh dunia, dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian.
Saat ini, WHO sedang berkoordinasi dengan sejumlah besar peneliti di seluruh dunia untuk lebih memahami Omicron. Studi yang sedang berlangsung mencakup penilaian penularan, tingkat keparahan infeksi (termasuk gejala), kinerja vaksin dan tes diagnostik, dan efektivitas pengobatan. WHO mendorong negara-negara untuk berkontribusi dalam pengumpulan dan berbagi data pasien rawat inap melalui Platform Data Klinis COVID-19 WHO untuk menggambarkan karakteristik klinis dan hasil pasien dengan cepat. Informasi lebih lanjut akan muncul dalam beberapa hari dan minggu mendatang. TAG-VE WHO akan terus memantau dan mengevaluasi data yang tersedia dan menilai bagaimana mutasi pada Omicron mengubah perilaku virus.
Berbagai Gejala Varian Omicron
Sejumlah studi mengungkapkan bahwa gejala COVID-19 varian Omicron tidak jauh berbeda dengan gejala COVID-19 pada umumnya. Namun, penelitian lebih lanjut tentang COVID-19 varian Omicron masih perlu dilakukan untuk memastikan hal ini.
Ada beberapa gejala COVID-19 varian Omicron yang penting untuk Anda kenali, di antaranya:
- Pilek
- Batuk
- Demam
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Badan terasa lelah
- Gangguan pencernaan, misalnya mual, muntah, dan diare
Tindakan yang perlu dilakukan
Langkah paling efektif yang dapat dilakukan individu untuk mengurangi penyebaran virus COVID-19 adalah dengan menjaga jarak fisik minimal 1 meter dari orang lain; memakai masker yang pas; buka jendela untuk meningkatkan ventilasi; hindari ruang yang berventilasi buruk atau ramai; menjaga tangan tetap bersih; batuk atau bersin ke siku atau tisu yang tertekuk; dan divaksinasi saat giliran mereka.
Dengan mengenali gejala varian Omicron dan cara menanganinya, Anda diharapkan lebih tenang dan sigap dalam menghadapinya. Jangan lupa untuk selalu patuh terhadap protokol kesehatan guna memutus rantai penyebaran virus Corona.
Post a Comment for "Terbaru Tentang Virus Omicron"