Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apa Pengertian, Struktur, Ciri, dan Perbedaan Kritik dan Esai? Simak Penjelasannya!

 

Daftar isi

 

  • Pengertian Kritik

Kritik merupakan penilaian terhadap suatu karya secara seimbang, baik kelemahan maupun kelebihannya. Karya yang dikritik biasanya berupa karya seni, baik karya sastra, musik, lukis, buku, maupun film. Fokus dari kritik adalah menilai karya. Kritik meliputi tiga bidang, yaitu teori dan sejarah.

A. Struktur Kritik

1. Evaluasi: berisi pernyataan umum mengenai suatu yang akan disampaikan.
2. Deskripsi Teks: bagian isi teks tanggapan kritis, memuat informasi tentang data-data dan pendapat-pendapat yang mendukung pernyataan atau melemahkan pernyataan.
3. Penegasan Ulang: bagian terakhir teks, berisi penegasan ulang mengenai suatu yang sudah dilakukan atau diputuskan.

B. Kaidah Kritik

1. Kalimat kompleks: kalimat yang memiliki lebih dari 2 struktur dan 2 verba.
2. Konjungsi: kata penghubung yang menghubungkan setiap kata dan struktur.
3. Kata Rujukan: sesuatu yang digunakan oleh penulis untuk memperkuat pernyataan dengan tegas. Dikenal juga dengan sebutan referensi.
4. Pilihan Kata: pemilihan kata yang sesuai dalam penggunaan sekaligus pembuatan teks tanggapan kritis.

C. Ciri-ciri Kritik

1. Bersifat menanggapi atau mengomentari karya orang lain.
2. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan.
3. Memberi saran perbaikan.
4. Bertujuan menjembatani pemahaman pembaca.

D. Jenis-jenis Kritik Berdasarkan Penerapannya

1. Kritik induktif adalah kritik dengan memperhatikan unsur-unsur yang ada di dalam karya.
2. Kritik judisial adalah kritik kritik yang menganalisis dan menerangkan efek-efek karya berdasarkan permasalahannya, oraganisasinya, teknik, serta gaya kepenulisannya. Kritik ini atas dasar standar umum tentang kehebatan dan kebiasaan.
3. Kritik Impresionik adalah kritik yang berusaha menggambarkan sifat khusus dalam sebuah karya serta mengekspresikan tanggapan kritikus yang ditimbulkan secara langsung oleh karya tersebut.

E. Jenis-jenis Kritik Berdasarkan Cara Kerja Kritikus

1. Kritik impresionistik adalah kritik yang berupa kesan-kesan pribadi secara subjektif terhadap sebuah karya, di sini selera pribadi amat berperan. Padahal selera pribadi itu berubah-ubah setiap saat sesuai dengan perkembangan kepribadian orang itu.
2. Kritik penghakiman adalah kritik yang bekerja secara deduksi dengan berpegang teguh pada ukuran-ukuran tertentu, untuk menetapkan apakah  sebuah karya itu baik atau tidak.
3. Kritik teknis adalah kritik yang bertujuan menunjukan kelemahan-kelemahan tertentu dari sebuah karya agar pengarangnya dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dikemudian hari.

F. Prinsip-prinsip Penulisan Kritik

1. Penulis harus secara terbuka mengemukakan dari sisi mana ia menilai karya sastra tersebut.
2. Penulis harus objektif dalam menilai.
3. Penulis harus menyertakan bukti dari teks yang dikritiknya.


G. Cara Penulisan Kritik yang Baik dan Benar

1. Menentukan tema atau topic yang akan ditulis atau dikritik.
2. Mengumpulkan bahan-bahan referensi pendukung.
3. Mengidentifikasi unsur-unsur yang mendukung dan kontra.
4. Memilih unsur-unsur yang dapat mendukung tema.
5. Memulai untuk menulis kritik.
6. Membaca dan melakukan pengeditan ulang untuk revisi.
7. Mengirimkan ke media massa cetak.

Baca Juga :

 

  • Pengertian Esai

Esai merupakan karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Fokus dari esai mengarah pada cara pandang seseorang terhadap suatu objek atau peristiwa.

Kritik dan esai adalah dua jenis tulisan yang hampir sama. Keduanya sama-sama mengungkapkan pendapat atau argumen. Namun, penulis kritik dan esai haruslah melakukan analisis dan penilaian secara objektif terlebih dahulu agar dapat dipercaya.

A. Struktur Esai

1. Pendahuluan: struktur awal pembangun kerangka dari esai. Pendahuluan biasanya akan mengungkapkan secara sekilas topik atau tema yang akan diangkat pada keseluruhan esai.
2. Bagian isi: Bagian ini merupakan bagian inti dari struktur pembangun esai. Pada bagian ini, topik atau tema yang telah dipilih sebelumnya akan dibahas dan dijelaskan secara lebih rinci dan mendetail.
3. Penutup atau Kesimpulan: Seperti namanya, bagian penutup merupakan bagian terakhir dalam menyusun sebuah esai.

B. Kaidah Esai

1. Baku.
2. Struktur yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa indonesia baku, baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata/istilah, dan penulisan sesuai dengan kaidah ejaan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
3. Logis.
4. Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
5. Ringkas.
6. Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan, tetapi isinya bernas.
7. Runtun.
8. Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf.
9. Denotatif.
10. Kata yang diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan, tetapi isinya bernas.

C. Tipe-tipe Esai

1. Esai deskriptif. Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya.

2. Esai tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan nama penulis.

3. Esai cukilan watak. Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari kehidupan dan watak pribadi tersebut.

4. Esai pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan “Saya adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang hidup”. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.

5. Esai reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan.

6. Esai kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra.


D. Ciri-ciri Esai

1. Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan bahasa dan ungkapan figur.
2. Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
3. Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
4. Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis.
5. Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai ke pengakhiran.
6. Mempunyai nada pribadi atau bersifat individu, yang membedakan esai dengan jenis karya sastra adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan kepada pembaca.

E. Langkah-langkah membuat Esai

1. Menentukan tema yang menarik.
2. Melakukan research (Penelitian) pengumpulan bahan.
3. Membuat outline (garis besar).
4. Memberikan judul dalam esai tersebut.
5. Memulai untuk menulis esai.
6. Memperhatikan pemilihan kata.

Perbedaan Kritik dan Esai

Berdasarkan isi kritik dan esai terdapat perbedaan sebagai berikut :

  • Kritik

1. Objek kajian adalah karya, misalnya seni musik, sastra, tari, drama, film, pahat, dan lukis.
2. Ada deskripsi karya, bila karya berwujud buku deskripsinya berupa sinopsis atau novel
3. Menyajikan data obyektif.

  • Esai

1. Obyek kajian dapat berupa karya atau fenomena.
2. Tidak ada ringkasan atau sinopsis karya.
3. Tidak selalu membutuhkan data.


Dilihat dari pandangan penulisnya, perbandingan kritik dan sastra dapat diringkas sebagai berikut :
  • Kritik
1. Penilaian terhadap karya dilakukan secara objektif disertai data dan alasan yang logis.
2. Dalam memberikan penilaian seringkali menggunakan kajian teori yang sudah mapan.
3. Pembahasan terhadap karya secara utuh dan menyeluruh.
  • Esai
1. Kajian dilakukan secara subjektif, menurut pendapat pribadi penulis esai.
2. Jarang atau hampir tidak pernah mencantumkan kajian teori.
3. Objek atau fenomena yang dikaji tidak dibahas menyeluruh, tetapi hanya pada hal yang menarik menurut pandangan penulisnya. Meskipun demikian, pembahasannya dilakukan secara utuh.

Untuk membuat sebuah karangan ilmiah khususnya kritik maupun esai, kita harus memiliki pemahaman yang baik mengenai pengertian, ciri, bentuk–bentuk, kebahasaan, kiat serta langkah penulisan yang runtut agar esai yang dibuat dapat memiliki struktur yang baik dan benar.

Admin
Admin Saya seorang penulis artikel yang dimana menulis artikel menjadi hobi saya, dan hobi tersebut saya publikasikan disini sebagai blog yang bisa dipelajari banyak orang

Post a Comment for "Apa Pengertian, Struktur, Ciri, dan Perbedaan Kritik dan Esai? Simak Penjelasannya!"