Mengenal Ketenagalistrikan dan Asal Sumbernya
Secara umum sistem tenaga listrik dapat dikatakan terdiri dari tiga bagian
utama, yaitu :
- pembangkit tenaga listrik
- penyaluran tenaga listrik dan
- distribusi tenaga listrik
Energi listrik dibangkitkan oleh pembangkit tenaga listrik, disalurkan
melalui saluran transmisi dan kemudian didistribusikan ke beban. Sistem tenaga
listrik sering pula hanya disebut dengan sistem tenaga, bahkan kadangkala cukup
hanya dengan sistem. Penamaan suatu sistem tenaga listrik biasanya
menggunakan daerah cakupan yang dilistriki.
Tujuan Operasi Sistem Tenaga Listrik
Dalam mencapai tujuan dari operasi sistem tenaga listrik maka perlu
diperhatikan tiga hal berikut ini, yaitu :
- Ekonomi (economy)
- Keandalan (security)
- Kualitas (quality)
Ekonomi (economy) berarti listrik harus dioperasikan secara ekonomis, tetapi dengan tetap memperhatikan keandalan dan kualitasnya.
Keandalan (security) merupakan tingkat keamanan sistem terhadap kemungkinan terjadinya gangguan. Sedapat mungkin gangguan di pembangkit maupun transmisi dapat diatasi tanpa mengakibatkan pemadaman di sisi konsumen.
Kualitas (quality) tenaga listrik yang diukur dengan kualitas tegangan dan frekuensi yang dijaga sedemikian rupa sehingga tetap pada kisaran yang ditetapkan.
Didalam pelaksanaan pengendalian operasi sistem tenaga listrik, urutan
prioritas dari sasaran diatas bisa berubah-ubah tergantung pada kondisi real time.
Pada saat terjadi gangguan, maka keamanan adalah prioritas utama sedangkan
mutu dan ekonomi bukanlah hal yang utama. Demikian juga pada saat keamanan
dan mutu sudah bagus, maka selanjutnya ekonomi harus diprioritaskan.
Efisiensi produksi tenaga listrik diukur dari tingkat biaya yang digunakan
untuk membangkitkan tenaga listrik. Hal yang paling mudah dalam optimasi
biaya produksi tenaga listrik adalah dengan sistem Merit Order. Merit order ini
adalah suatu metode dimana pembangkit dengan biaya yang paling murah akan
diprioritaskan untuk beroperasi dibandingkan dengan yang lebih mahal, sampai
beban tenaga listrik tercukupi.
Pembangkit Tenaga Listrik
Pembangkit listrik memasok tenaga listrik ke sistem tenaga listrik yang
terdiri dari generator dan penggerak mula, adapun penggerak mula berupa mesin
pemutar poros generator yang merubah suatu bentuk energi menjadi energi
mekanik.
Jenis penggerak mula bermacam-macam, sesuai dengan sumber tenaga yang menghasilkan gerak tersebut antara lain :
1. Mesin diesel
2. Turbin gas
3. Turbin uap
4. Turbin air
5. Kincir Angin, dll.
Tenaga listrik diperoleh dari generator arus bolak-balik dengan frekuensi
tertentu. Generator-generator di sistem tenaga listrik di Indonesia menggunakan
frekuensi 50 Hertz (Hz), dengan kapasitas yang beragam dari beberapa ratus
kiloWatt (kW) sampai ratus MegaWatt (MW).
Pembangkit-pembangkit dalam suatu sistem tenaga listrik dibagi dalam 2
kelompok besar, yaitu kelompok pembangkit listrik termal dan kelompok
pembangkit listrik tenaga air atau hidro. Pembangkit listrik termal dapat berupa
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Pusat
Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), dan
sebagainya.
Frekuensi Pembangkit Listrik
Frekuensi sistem tenaga listrik (selanjutnya disebut frekuensi) merupakan
salah satu besaran yang digunakan untuk menyatakan mutu tenaga listrik.
Frekuensi berlaku sama di setiap bagian sistem, artinya pada suatu saat yang
bersamaan besarnya relatif sama meskipun diukur pada tempat berbeda di dalam
sistem.
Frekuensi adalah jumlah gelombang sinusoida dari tegangan atau arus
listrik dalam rentang waktu satu detik. Satuan yang digunakan menyatakan ukuran
frekuensi adalah Hertz (Hz). Satu Hertz berarti satu siklus per detik (cycle/second).
Frekuensi juga dapat dipakai sebagai ukuran kesetimbangan sesaat antara
daya nyata (MW) yang di konsumsi oleh konsumen (selanjutnya disebut beban)
dengan daya nyata pasokan dari pembangkit tenaga listrik. Pada keadaan
keduanya setimbang, frekuensi 50 Hz, bila frekuensi kurang dari 50 Hz berarti
pasokan daya nyata dari pembangkit kurang. Sebaliknya jika pasokan daya nyata
dari pembangkit berlebih, menyebabkan frekuensi lebih dari 50 Hz.
Nilai frekuensi sistem tenaga selalu berubah-ubah, karena dari waktu ke
waktu daya nyata yang dikonsumsi oleh konsumen (beban) bersifat acak,
sedangkan alat pengatur kecepatan (speed governer) pada tiap mesin pembangkit
masing-masing bekerja sendiri. Hampir tidak ada kemungkinan pasokan daya
nyata unit pembangkit terus menerus tepat sama dengan beban sistem.
Post a Comment for "Mengenal Ketenagalistrikan dan Asal Sumbernya"